CINTA PERTAMA MESKI
HANYA 5 MENIT
Pagi yang cerah membuka mata hati untuk beraktifitas.
Pancaran sinar matahari membuka mataku meski tubuh terasa berat tapi apa daya,
ini yang pertama bagiku.
“Wan? Udah bangun belum?” Ujar adikku
Selfi sambil mengetuk pintu kamarku.
“Iya iya. Gue udah bangun nih.
Emangnya ada apa sih lo bangunin gue? Nggak biasanya.” Ujarku dengan sedikit
malas.
“Soalnya ada cewek yang nyariin lo.
Cantik lagi.”
“Haaaahhh? Cewek? Iya iya. Suruh
tunggu sebentar. 10 menit aja.” Ujarku dengan membuka mata yang lebar sambil
berlari menuju kamar mandi.
Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju
kamar mandi. Sungguh mengherankan hanya dia yang mampu membuatku bergerak
dengan semangat. Meski mata terasa sulit
untuk terbuka, tapi karena dia terasa ringan semua apa yang kulakukan. Aku pun
berpenampilan yang ia sukai meski bagiku hal ini tidak terlalu menarik
perhatian. Dengan kemeja hitam serta celana levis yang aku pakai menemuinya
justru membuatku merasa tak percaya diri tapi demi dia semua harus kulakukan.
“Eh, Yanti toh? Hmmmmmm. Sudah ku
duga. Maaf yah!” Ujarku dengan sedikit malu.
“Maaf kenapa Wan?”
“Yah, soalnya aku udah biarin kamu
nuggu lama. Kan nggak enak.”
“Ah, nggak papalah. Biasa aja. Oh
iyaa, kita ke taman yuk?!”
“Haahh? Ke taman?”
“Iyaaa? Kenapa? Nggak mau?”
“Bu,bu,bukan gitu ma,ma,maksud aku
tapi ini baru pertama kalinya ada cewek cantik yang ngajak gue ke taman.”
Ujarku dengan sedikit tegang.
“Hmmmm. Gombal deh, aku jadi malu.”
“Hehehehe....”
“Berangkat yuk!” ujarnya sambil
menarik tanganku keluar dari rumah.
Perasaanku ke dia makin memanas.
Apakah ini yang dinamakan cinta? Padahal aku baru berumur 16 tahun. Secepat
inikah? Dia wanita pertama yang membuatku jatuh cinta. Kupandangi ia sepanjang
perjalanan. Dengan mata yang indah,
bibir yang tipis, kulit yang mulus, tutur kata yang lembut makin
membuatku jatuh ke dalam lautan cinta.
“Eh, Wan! Kita duduk disana Yukk!”
“Kenapa nggak disini aja?”
“Aaah, aku malu soalnya disini banyak
orang. Kan nggak enak. Lagi pula aku juga mau ngomong sesuatu ke kamu.” Ujarnya
dengan sedikit manja.
“Emangnya apa?”
“Ada deh! Heheehe”
Kami pun akhirnya menuju ke tempat
sepi yang berada di bawah sebuah pohon besar dan sejuk. Kami duduk berdempetan
di atas kursi taman. Ia duduk dan terdim sambil menundukkan kepala.
“Yanti, kok diam? Katanya mau ngomong
sesuatu.”
“eee,,, apa yah. Aku malu ngomongnya.”
“Emangnya mau ngomong apa sih? Aku
jadi penasaran deh.”
Tiba-tiba ia langsung memegang
tanganku sambil berkata.
“Wan, lo tau nggak sih? Aku tuh sayang
sama kamu.
“Haaaaaaa???? Sayang? Ka,ka,ka,kamu
nggak lagi bercanda kan?” ujarku dengan sangat gugup. Bagiku ini adalah hal
yang pertama kalinya aku ditembak ama cewek.
“Iya, aku juga sayang sama kamu? Jadi
kita harus apa?”
“Yahh? Masa kamu nggak tau sih Wan?
Kalau aku udah katakan cinta terus kamu nerima aku yah kita pacaran.” Ujarnya
dengan sedikit emosi. Ia pun langsung membelakangiku sambil menundukkan kepala.
Tiba-tiba dengan perasaan cinta yang begitu kuat. Aku langsung memeluknya dari
belakang sambil berkata.
“Yanti, aku juga sayang sama kamu. Aku
mau banget jadi pacar kamu. Asal kamu tahu, ini adalah momen-momen yang sudah
lama aku nanti-nanti. Tapi maaf aku nggak berani nembak kamu karena aku takut
kalau nantinya kamu nggak bisa nerima aku.”
“Awalnya juga aku gitu sayang, tapi
sudahlah kini aku bisa jadi milikmu.”
Ia pun langsung membalikkan badannya
dan menatapku dengan matanya yang berbinar-binar. Perasaanku saat itu tak bisa
aku ungkapkan dengan kata-kata. Wajahnya yang sangaat cantik membuatku tak
ingin meninggalkannya.
Kami bertatap wajah lalu tiba-tiba ia
memelukku dan ia memintaku untuk mencium keningnya sambil berkata.
“Wan,
maaf yah. Ini adalah impianku mati dipelukanmu sambil engkau mencium
keningku. Wan, aku sayang banget sama kamu. Maaf yah cinta kita cuman 5 menit
saja”
Tiba-tiba suara tembakan terdengar
dari sudut taman.
“Sayang, kamu tidur yah? Kita balik
aja yuk. Disini lagi kacau. Sayang? Kamu nggak papa kan? Sayang? Jangan
bercanda dong! Yantiiiiii??? Jawab sayang!!!”
“Maaf sayang, cinta kita hanya sesaat.
Hmmmmmmm. Wan, aku sayang sama kamu!”
Itulah kalimat terakhir yang ia
ucapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar