bintang

Sabtu, 16 Februari 2013

MAAF DAN TERIMA KASIHKU


MAAF DAN TERIMA KASIHKU
                Sore  menjelang magrib, suara kendaraan yang semakin ramai di kuasai oleh remaja-remaja. Mereka berkeliaran dengan berjamaah menelusuri setiap pelosok kota. Matahari yang mulai terbenam di ufuk barat membuatku semakin takut menghadapi waktu. Setiap suaranya yang kudengar di malam hari menghantui tidurku bahkan aku tak bisa beraktifitas meskipun aku  ingin buang air kecil. Mataku tertutup dan terbuka sambil mengeluarkan air mata yang tak sanggup lagi kubendung. Kini aku hanya berdua dengan sahabatku.
                “Sudahlah  Jafar, sampai kapan kamu mau menangis terus seperti ini? Kutahu ini sulit bagimu, tapi tidakkah kamu berfikir untuk mengambil langkah baru dan melupakan segala hal yang menyakitimu?” Efran menasehatikun dengan penuh harapan agar aku mengambil langkah baru.
                “Yah, kutahu apa yang kamu maksud tapi itu masih sulit bagiku.” Ujarku dengan isak tangis.
                “Sulit? Itu masih sulit bagimu? Heeeyyyy. Sadarlah kawan!! Kamu sudah sebulan lebih menangis setiap malam. Bagimu itu masih sulit? Tidakkah air matamu itu memberikan solusi?”
                “Tapi….”
                “Sudahlah, tidak ada tapi-tapian lagi. Pokoknya ini malam juga kita pulang dan katakan kepada orang tuamu tentang hal ini.” Ujar Efran dengan suara yang keras.
                “TIDAK!!! Aku tak akan membuat orang tuaku marah. Kalau kamu ingin pulang, pulanglah!!! Aku akan tetap tinggal disini.”
                Erfan pun berbalik dan mengambil pakaiannya lalu bergegas untuk pulang ke kampung. Suara motornya adalah yang terakhir kudengar malam itu. Aku pun berusaha berjalan meninggalkan kasur menuju ke kamar sebelah. Langkah demi langkah membuatku terasa sulit untuk berjalan tetapi kutetap berusaha. Bibir serasa kaku untuk berbicara. Hingga akhirnya ku mencoba mendobrak pintu kamar sebelah lalu kulihat kekasihku bercinta dengan seorang cowok yang sudah tak asing lagi bagiku. Ku dekati dengan perlahan sambil berkata:
                “Sayang, maafkan aku yang tak bisa memberimu lebih. Aku hanya cowok kampung yang datang ke kota. Aku benar-benar tidak bisa membahagiakanmu. Awal aku mengenalmu menjadi awal kehidupanku yang baru. Masa depan, rencana, bahkan setiap usahaku aku niatkan untukmu. Bagiku kau permata yang tak ternilai harganya. Kau berlian yang mengkilat. Entah aku bingung mengapa kau bisa mencintaiku. Kau ajari aku berkorban disaat kau butuhkan sesuatu. Kau ajari aku pengertian disaat ada masalah. Bahkan kamu ajari aku setia disaat kau menjauh. Bagiku kau lebih dari orang yang kuanggap lebih. Aku selalu berharap bisa menjalani hidup ini sampai gigi tak sanggup lagi menggigit. Tapi berlalu semuanya. Hanya harapan yang tinggal di gubuk hatiku. Maafkan aku yang tak bisa lagi bersamamu.”
                Mataku tertutup karena air mata yang tak sanggup lagi kubendung. Aku terus berjalan entah kemana. Kubagaikan orang buta bahkan mungkin bisa dikatakan orang buta yang lagi galau. Haah!! Bodohnya aku. Menangis sambil tertawa. Ku diam sejenak lalu membuka mataku secara perlahan tapi yang kulihat hanya cahaya lampu yang semakin membesar dengan diiringi suara yang semakin besar. Tiba-tiba……… BBBRRRUUUUUUAAAAKKKK…. BRRRUUKKKK…. BUUFFF….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar