AWAS!!! Ada Tikus di Sekolah
Pada
suatu hari seorang lelaki yang bekerja sebagai guru sekolah sekaligus sebagai
kepala sekolah. Sebelum berangkat bekerja ia biasanya menikmati secangkir kopi
bikinan anak gadisnya. Kehidupannya tidak lumayan mewah dan pendapatannya bisa
menghidupi melebihi kelima anaknya.
Ketika ia berangkat ke sekolah untuk mengajar, ia bertemu dengan salah satu
sahabatnya.
Fuad: “Hey Bambang,! Mau mengajar
yah?”
Bambang: “yah nih! Maaf yah fuad
saya harus ke sekolah cepat karena masih ada yang harus saya selesaikan.”
Fuad:
“Ohh silahkan Pak!!!”
“Ohh silahkan Pak!!!”
Ketika
ia sudah tiba di sekolah, tiba-tiba.
Pak Jamal:
“Pak Bambang, dana untuk lab. Komputer masih adakan?
“Pak Bambang, dana untuk lab. Komputer masih adakan?
Pak Bambang:
“Ia masih ada? Emangnya kenapa Pak Jamal?
“Ia masih ada? Emangnya kenapa Pak Jamal?
Pak Jamal:
“Ah, tidak ada apa-apa. Cuman mau memastikan saja Pak!
“Ah, tidak ada apa-apa. Cuman mau memastikan saja Pak!
Pak Bambang:
“Oh iya... kalau ada perlu anda bisa temui saya di kantor.
“Oh iya... kalau ada perlu anda bisa temui saya di kantor.
Setelah
Pak Bambang dan Pak Jamal berbincang-bincang, mereka pun akhirnya berpisah satu
sama lain. Pak Jamal menuju ke kelas untuk mengajar lalu kemudian bertemu
dengan Ibu Rina.
Ibu Rina:
“Selamat pagi Pak Jamal!!!”
“Selamat pagi Pak Jamal!!!”
Pak Jamal:
“Selamat Pagi Ibu... ada yang bisa saya bantu?”
“Selamat Pagi Ibu... ada yang bisa saya bantu?”
Ibu Rina:
“Begini Pak. Kemarin saya bertanya sama Pak Bambang tentang dana Lab. Komputer, katanya masih ada tapi kenapa belum digunakan juga? Padahalkan anak-anak sudah harus masuk Lab.?
“Begini Pak. Kemarin saya bertanya sama Pak Bambang tentang dana Lab. Komputer, katanya masih ada tapi kenapa belum digunakan juga? Padahalkan anak-anak sudah harus masuk Lab.?
Pak Jamal:
“Iya, tadi juga sudah sempat saya tanyakan hal itu dan ia juga menjawab demikian. Saya heran dengan Pak Bambang, jangan-jangan dia..
“Iya, tadi juga sudah sempat saya tanyakan hal itu dan ia juga menjawab demikian. Saya heran dengan Pak Bambang, jangan-jangan dia..
Ibu Rina:
“Sssssstttt.... Sudahlah Pak, jangan berprasangka buruk begitu! Itu tidak baik. Barangkali iya punya pekerjaan lain sehingga ia lupa untuk memperbaharui Lab. Komputer.
“Sssssstttt.... Sudahlah Pak, jangan berprasangka buruk begitu! Itu tidak baik. Barangkali iya punya pekerjaan lain sehingga ia lupa untuk memperbaharui Lab. Komputer.
Pak Jamal:
“Iya juga sih tapi masa sih dia tidak ingat padahalkan selalu diingatkan? Dan saya selalu liat pak Bambang tidak ingin berbicara dengan guru-guru lain. Entah kenapa seperti itu. Lalu ia juga pulang lebih awal entah ada urusan apa.”
“Iya juga sih tapi masa sih dia tidak ingat padahalkan selalu diingatkan? Dan saya selalu liat pak Bambang tidak ingin berbicara dengan guru-guru lain. Entah kenapa seperti itu. Lalu ia juga pulang lebih awal entah ada urusan apa.”
Ibu Rina:
“Sudahla Pak, kalau bapak benar-benar curiga dengan Pak Bambang yah apa salahnya diselidiki?”
“Sudahla Pak, kalau bapak benar-benar curiga dengan Pak Bambang yah apa salahnya diselidiki?”
Pak Jamal:
“Betul juga Bu’, Ya sudah saya mau ke kelas dulu. Mari Bu!”
“Betul juga Bu’, Ya sudah saya mau ke kelas dulu. Mari Bu!”
Ibu Rina:
“Mari...”
“Mari...”
Tak
lama kemudian Pak Bambang pun datang sambil berpapasan dengan Ibu Rina. Ibu
Rina heran ketika melihat wajah Pak Bambang yang seperti orang dikejar-kejar
hantu dan langkahnya terlihat orang yang sengat terburu-buru.
Ibu Rina:
“Ada apa Pak? Kenapa anda terlihat seperti orang ketakutan? Apa yang sedang terjadi dengan Bapak?”
“Ada apa Pak? Kenapa anda terlihat seperti orang ketakutan? Apa yang sedang terjadi dengan Bapak?”
Pak Bambang:
“Oh, tidak apa-apa kok Bu. Saya duluan yah, mari!!”
“Oh, tidak apa-apa kok Bu. Saya duluan yah, mari!!”
Bel
pun akhirnya berbunya, siswa siswi bergegas meninggalkan sekolah dan pulang ke
rumah masing-masing. Akan tetapi masih ada satu siswa bernama Abu yang berada
dalam kelas sedang mencari kunci motor miliknya. Setelah beberapa menit
kemudian akhirnya ia menemukan kunci motornya dan bergegas pulang. Tiba-tiba
langkahnya terhenti tepat di depan jendela kantor sambil mendengar percakan
antara Kepala Sekolah alias Pak Bambang dengan Ibu Rina.
Ibu Rina:
“Pak, bagaimana ini? Kita selalu ditanya sama pak jamal. Dia sudah mulai curiga dengan kita. Waduh Pak, saya takut jangan sampai dia tahu.”
“Pak, bagaimana ini? Kita selalu ditanya sama pak jamal. Dia sudah mulai curiga dengan kita. Waduh Pak, saya takut jangan sampai dia tahu.”
Pak Bambang:
“Tenang saja Bu. Jangan takut! Semua sudah saya amankan.”
“Tenang saja Bu. Jangan takut! Semua sudah saya amankan.”
Ibu Rina:
“Hmmmmm... Baguslah, tapi bagian saya mana Pak?”
“Hmmmmm... Baguslah, tapi bagian saya mana Pak?”
Pak Bambang:
“Ini 20 juta, sisanya nanti kau ambil lagi!”
“Ini 20 juta, sisanya nanti kau ambil lagi!”
Ibu Rina:
“Wahh, kalau begini saya baru bisa tenang Pak, hahahahha....!!!”
“Wahh, kalau begini saya baru bisa tenang Pak, hahahahha....!!!”
Pak Bambang:
“Hahahaha.... Cuman uang yang bisa membuat orang tenang. Cuman uang yang bisa memadamkan api yang berkobar. Guru-guru lain sangat bodoh. Mana bisa kaya kalau cuman diam? Usahanya cuman ngajar aja. Mana bisa kaya? Iyakan Bu?”
“Hahahaha.... Cuman uang yang bisa membuat orang tenang. Cuman uang yang bisa memadamkan api yang berkobar. Guru-guru lain sangat bodoh. Mana bisa kaya kalau cuman diam? Usahanya cuman ngajar aja. Mana bisa kaya? Iyakan Bu?”
Ibu Rina:
“Betul sekali Pak. Kalau begitu saya pulang dulu karena ada urusan penting dengan keluarga.”
“Betul sekali Pak. Kalau begitu saya pulang dulu karena ada urusan penting dengan keluarga.”
Pak Bambang:
“Oh, Iyaa. Hati-hati Bu!”
“Oh, Iyaa. Hati-hati Bu!”
Setelah
mendengar percakapan tersebut, Abu pun memasukkan handphone-nya ke dalam tas
sambil berlari menuju tempat parkiran dan bersegera meninggalkan sekolah.
Keesokan
harinya, Pak bambang dan guru-guru yang lain sedang berbincang-bincang di depan
kantor. Tiba-tiba sebuah mobil polisi datang dan keluarlah dua orang polisi
beserta salah satu siswanya yang bernama
Abu. Lalu kemudian kedua polisi tersebut menemui Pak bambang akan tetapi pak
bambang berlari dan akhirnya salah satu polisi mengeluarkan pistolnya dan
menembak kaki Pak Bambang lalu Pak Bambang pun terjatuh tepat di tengah
lapangan. Kemudian polisi yang satu menangkap Ibu Rini dan memborgolnya.
Para siswa-siswi pun berkumpul di tengah lapangan lalu kemudian Abu mengeluarkan kalimat-kalimat yang dulunya ia pendam-pendam dan akhirnya keluar juga diri bibirnya sendiri.
Para siswa-siswi pun berkumpul di tengah lapangan lalu kemudian Abu mengeluarkan kalimat-kalimat yang dulunya ia pendam-pendam dan akhirnya keluar juga diri bibirnya sendiri.
Abu:
“AWAAASSS!!!! ADA TIKUS DI SEKOLAH. Hahahaha.... Kalian lihat? Pemimpin yang kalian banggakan harus berakhir dengan sebuah tembakan dan berakhir dengan rasa malu karena ulahnya sendiri. Dari awal saya sudah mulai curiga dengan mereka terutama DIA, PAK BAMBANG!!! Siang malam saya selalu memikirkan bagiamana agar supaya hal ini terungkap dan akhirnya Tuhan menjawab doaku. Teman-teman kalian lihat baik-baik dan tatap baik-baik wajah mereka. Ia terlihat rapuh tapi di belakang kita semua ia sangat kejam bagaikan serigala yang kelaparan. Apakah kalian ingin menjadi seperti mereka yang memanfaatkan kekuasaan ke jalan yang buruk? Apakah kalian ingin berakhir di balik jeruji besi? Apa kalian mau? Haaaah??? Anak kecil saja tahu kalau perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan yang salah. Kalau kalian tidak percaya, saya akan memperdengarkan kalian percakapan mereka berdua.”
“AWAAASSS!!!! ADA TIKUS DI SEKOLAH. Hahahaha.... Kalian lihat? Pemimpin yang kalian banggakan harus berakhir dengan sebuah tembakan dan berakhir dengan rasa malu karena ulahnya sendiri. Dari awal saya sudah mulai curiga dengan mereka terutama DIA, PAK BAMBANG!!! Siang malam saya selalu memikirkan bagiamana agar supaya hal ini terungkap dan akhirnya Tuhan menjawab doaku. Teman-teman kalian lihat baik-baik dan tatap baik-baik wajah mereka. Ia terlihat rapuh tapi di belakang kita semua ia sangat kejam bagaikan serigala yang kelaparan. Apakah kalian ingin menjadi seperti mereka yang memanfaatkan kekuasaan ke jalan yang buruk? Apakah kalian ingin berakhir di balik jeruji besi? Apa kalian mau? Haaaah??? Anak kecil saja tahu kalau perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan yang salah. Kalau kalian tidak percaya, saya akan memperdengarkan kalian percakapan mereka berdua.”
Abu
pun mengeluarkan handphone-nya lalu memperdengarkan rekaman tersebut kepada
semua orang berada di tempat tersebut.
Setelah
Abu memperdengarkan rekaman tersebut, Abu kembali berbicara.
Abu:
“Kalian dengar sendirikan? Kalian dengar kan? Hah? Inilah kepala sekolah yang kita banggakan. Kepala sekolah yang lapar. Tak pernah puas dengan apa yang ia sudah dapat. Teman-teman, jika suatu hari nanti kalian sukses dan menjadi pemimpin, saya harap kalian tidak seperti mereka, saya harap kalian bisa memanfaatkan kekuasaan kalian dengan sebaik-baiknya dan jadilah pemimpin yang bijak lagi jujur. Jika kalian dipengaruhi oleh lembaran-lembaran kertas, ingatlah kejadian ini. Jadikan semua ini pelajaran untuk kedepannya agar nantinya kita tidak menjadi tikus-tikus dimana pun berada dan jabatan apapun yang kita dapatkan.”
“Kalian dengar sendirikan? Kalian dengar kan? Hah? Inilah kepala sekolah yang kita banggakan. Kepala sekolah yang lapar. Tak pernah puas dengan apa yang ia sudah dapat. Teman-teman, jika suatu hari nanti kalian sukses dan menjadi pemimpin, saya harap kalian tidak seperti mereka, saya harap kalian bisa memanfaatkan kekuasaan kalian dengan sebaik-baiknya dan jadilah pemimpin yang bijak lagi jujur. Jika kalian dipengaruhi oleh lembaran-lembaran kertas, ingatlah kejadian ini. Jadikan semua ini pelajaran untuk kedepannya agar nantinya kita tidak menjadi tikus-tikus dimana pun berada dan jabatan apapun yang kita dapatkan.”
Kemudian
kedua polisi tersebut memasukkannya ke dalam mobil dan membawanya ke kantor
polisi. Tiba-tiba sahabatnya datang dan melihat Pak bambang dibawa oleh polisi.
Fuad:
“Bambaaang-bambang, daridulu itu kau memang tikus. Waktu kecil saja kau selalu mencuri makananku kini akhirnya kau yang dicuri sama Polisi. Hahahahahaha.... semoga kau sadar bambang!”
“Bambaaang-bambang, daridulu itu kau memang tikus. Waktu kecil saja kau selalu mencuri makananku kini akhirnya kau yang dicuri sama Polisi. Hahahahahaha.... semoga kau sadar bambang!”
Pak jamal:
“Terima kasih nak, kini akhirnya Bapak lega.”
“Terima kasih nak, kini akhirnya Bapak lega.”
Abu:
“Sama-sama Pak, saya juga merasa sangat lega. Bagaikan orang yang minum untuk menghilangkan rasa hausnya.”
“Sama-sama Pak, saya juga merasa sangat lega. Bagaikan orang yang minum untuk menghilangkan rasa hausnya.”
Created
by: Khaerul Muawan
Kamis,
01 Nopember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar